Pages

Jumat, 02 April 2010

Terrarium, si Manis dalam Kaca


KETERBATASAN lahan bukanlah halangan untuk memelihara dan mendapatkan kesenangan dari tanaman hias. Terarium atau vivarium, menjadi solusinya.

Terarium mampu menghadirkan nilai artistik tersendiri dalam botol kaca, yang tidak dapat ditemui pada tanaman yang sekadar diletakkan pada rak susun, dalam pot atau bahkan taman yang luas.

Terarium pertama kali diperkenalkan di Ingris. Diawali dengan rumah kaca mini di Kerajaan Inggris dan kaum bangsawan kemudian menyukai ini hingga menjadi terkenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Terarium atau vivarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi.

Dapat dikatakan, terarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam. Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini.

Terarium akan menampilkan taman miniatur dalam media kaca. Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam yang sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya terarim dapat mensimulasikan ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan hujan tropis maupun yang lainnya.
Tiga Kategori Saat ini, terarium yang tersedia, terbagi menjadi 3 kategori. Yang pertama Terarium Udara Terbuka, yaitu terarium dengan bagian atas terbuka atau tidak tertutup.

Untuk membuat miniatur tanaman, media seperti ini yang paling mudah digunakan dan dirawat. Anda bahkan dapat membuat dekorasi tanaman dalam terarium jenis ini dalam waktu yang sangat singkat.

Lalu yang kedua, Terarium Tertutup, yaitu terarium dengan kondisi tertutup rapat di semua bagian. Tujuannya untuk membuat biosfer yang unik di dalam terarium tersebut.

Terarium ini yang paling sulit untuk dibuat dan dirawat. Lebih banyak tantangan dalam membuat terarium jenis ini. Beberapa faktor yang harus menjadi perhatian khusus untuk terarium tertutup adalah masalah jumlah air dan pencahayaan yang tepat.

Terarium jenis ini biasanya memiliki bagian atas yang kecil untuk meletakkan tanaman dan material lainnya di dalam terarium. Tentu ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Yang terakhir adalah Terarium Binatang, seperti namanya, terarium jenis ini digunakan untuk meletakkan binatang kecil untuk dipajang. Misalnya kadal, iguana, katak, kura-kura kecil atau ular. Tujuannya untuk menampilkan tiruan dari dunia fauna yang sebenarnya di alam bebas dengan memindahkannya ke media kaca yang menarik.
Tanpa Disiram Menurut banyak peneliti, wadah terrarium bahkan mampu membentuk siklus air sendiri, jadi terrarium bisa bertahan berminggu-minggu tanpa disiram.

Selain itu, terrarium juga tidak membutuhkan pupuk karena konsepnya miniatur ekosistem, kita pun harus menjaga agar tanaman tetap mini. Pemberian pupuk justru bisa membuat tanaman meraksasa.

Bahkan, saat ini terarium juga sudah ramai diperjualbelikan untuk menjadi penghias ruangan, karena dipercayai mampu menyerap polusi dari asap rokok, kloroform, benzene, formaldehida, xylene dan trichloro etelen. Polutan tersebutlah yang dapat mengakibatkan Sick Building Syndrome.

Selain itu, terrarium merupakan kreasi tanaman hias yang unik, indah, cantik dan inovatif ini juga memiliki banyak keunggulan dan manfaat.
Diantaranya adalah sebagai tanaman anti polusi dan tanaman anti radiasi, mengurangi jumlah gas polutan di udara kerena digunakan dalam metabolisme sel, menyerap radiasi alat-alat elektronik seperti TV, monitor, dan HP, menghilangkan bau tak sedap, menciptakan seni miniatur taman dalam kaca, menciptakan seni berkebun tanaman hias bergaya minimalis, menyegarkan ruangan sehingga udara menjadi lebih segar, alternatif dekorasi dalam ruang dan alternatif membuat taman ataupun penghijauan di lahan terbatas.
Cara Membuat Anda tertarik untuk membuatnya? Caranya cukup mudah ternyata. Sebagai langkah awal, yang pertama dilakukan adalah pembuatan media.

Buatlah lapisan media dengan susunan lapisan kerikil atau zeolit ukuran kerikil paling bawah, lalu ratakan spagnum moss di atas kerikil, kemudian ratakan zeolit di atas moss. Berikan juga lapisan arang sekam di atas zeolit. Yang terakhir, taburi zeolit atau tanah kompos di atas arang sekam.

Buatlah permukaan berkontur sesuai dengan kreativitas Anda. Volume media adalah 1/3 atau 1/5 dari volume wadah. Untuk wadah tinggi, gunakan corong sebagai alat bantu.

Kemudian proses yang juga cukup penting adalah memasukkan tanaman. Sebelum mulai memasukkan, sebaiknya Anda merancang terlebih dahulu letak tanaman dalam terrarium. Sebaiknya, jangan mencampurkan tanaman yang berbeda sifat dalam satu terrarium.
Setelah itu, bersihkanlah akar tanaman.

Jika akar terlalu panjang, potonglah maksimal 1/3 volume akar. Dalam menata terrarium, mulailah dari tanaman yang akarnya paling panjang. Tutup kembali akar dengan zeolit. Usai menata letak tanaman, basahi tanaman dengan semprotan air untuk menjaga kesegarannya.

Setelah itu, kini tiba saatnya mendekorasi terrarium Anda. Asesori yang dapat digunakan adalah pasir bali, batu koral, buah cemara, kerang dan sebagainya. Usai mendekorasi, bersihkanlah kaca wadah terrarium dengan kain kasa. Untuk daerah yang sulit dijangkau, gunakan sumpit yang ujungnya dibungkus kain kasa.
Perawatan Untuk perawatannya, sebelum dipajang, simpan dulu terrarium 2-3 hari di tempat yang teduh agar tanaman bisa beradaptasi dan letakkan terrarium di suhu ruang.

Jika di tempat ber AC, terrarium harus disiram lebih sering, karena AC membuat ruangan menjadi kering. Jangan biarkan terrarium terkena sinar matahari langsung, karena terrarium juga dapat tumbuh dengan bantuan sinar lampu neon.

Yang terakhir adalah proses penyiraman. Penyiraman dilakukan dengan cara menempelkan mulut gelas berisi air di dinding wadah dan menuangkannya perlahan. Dengan cara ini, penyiraman tidak akan merusak keindahan terrarium. Dalam keadaan normal, terrarium dapat disiram sebulan sekali.

Penyiraman tergantung pada jenis tanaman dan kondisi terrarium. Yang penting, terrarium harus dijaga kelembapannya tapi jangan sampai tergenang. Zeolit juga bisa menjadi indikator turunnya kelembapan. Jika zeolit berubah warna menjadi putih berarti terrarium Anda dalam keadaan kering.

Jika Anda lalai sehingga terrarium kelewat kering, Anda harus segera membongkar terrarium Anda dan mengganti dengan media baru yang lebih segar.

Terrarium yang kering dapat membuat media mengeras. Untuk mencegah bau kurang sedap pada terrarium tertutup, bukalah tutup terrarium sekali-kali agar bau kurang sedap pergi dan air dapat menguap. Saat dibuka, gantilah arang sekam dalam lapisan media, agar dapat mengikat gas lebih banyak.

Mudah bukan. Keterbatasan lahan tak akan pernah bisa membelenggu hobi Anda bercocok-tanam, karena terrarium bisa menjadi solusinya. Wadah terrarium yang berupa toples atau botol dari kaca bening merupakan miniatur ekosistem yang sangat sehat.

Hobi tanaman hias ini memang tidak perlu harus memiliki lahan yang luas. Menariknya, terarium bisa diletakan dimana saja sesuai dengan keinginan Anda. (Dela Sulistyawan Yunior-23)
Dikutip dari: suaramerdeka.com
...!!!Harap kunjungi situs Asli!!!!...
<<---Dan pilih iklannya agar kita saling menguntungkan--->>
Anda Mendapat Informasi, Merekapun Juga Dapat Income

0 komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews